VIVAlife - Siobhain Fletcher berusaha keras menahan
rasa malu. Wanita 36 tahun asal Leek, Staffs, Inggris, ini membiarkan
dirinya menjadi objek tatapan dengan kumis dan jenggot yang tumbuh lebat
di wajah.
Fletcher mengalami sindroma ovarium polikistik (PCOS).
Kondisi yang membuat tubuhnya memproduksi hormon pria testosteron
berlebihan. Merangsang tumbuhnya kumis dan jenggot, serta risiko tinggi
mengalami obesitas dan gangguan kesuburan.
Sejak menginjak puber, Fletcher harus mencukur bulu-bulu halus yang
merayapi bagian atas bibir dan janggutnya setiap hari. Ia tak ingin
kondisinya menjadi topik pergunjingan. Ia sangat malu dengan
simbol-simbol maskulin di wajahnya.
“Selama bertahun-tahun saya sudah mencoba mencari cara untuk menghilangkan bulu di wajah. Saya telah mencoba waxing, tapi itu menyakitkan dan sering meninggalkan luka bakar akibat cairan kimia yang digunakan,” ujarnya, seperti dilansir The Sun.
Lalu, kenapa kali ini ia berani menggadaikan rasa malu?
Fletcher sengaja meninggalkan pisau cukur selama sebulan. Membiarkan
kumis dan jenggotnya tumbuh lebat demi sebuah aksi sosial: Movember.
Menggalang dana sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap gangguan
kesehatan pria, seperti kanker prostat dan testis.
Dia sangat berharap pengorbanan rasa malunya selama satu bulan
membuahkan hasil. “Saya harap ini bisa membantu pria-pria yang mengalami
masalah kesehatan untuk segera mendapatkan tes dan pengobatan,” ujar
wanita yang biasanya mencukur kumis dan jenggot bersama suami ini.